Selasa, 11 Oktober 2011

Metamorfosa Cinta

Pertama mengenalnya ku hanya ingin berteman saja, tapi dia menyakinkanku bahwa dia ingin menjalin hubungan yang serius dengan ku. Wajarkan bila ku bertanya mengapa? Itulah yang akan ku lakukan jika ada seorang laki-laki yang baru saja mengenalku lalu mengajak serius. 


Kau buai aku dengan pengetahuan agamamu tentang pernikahan. Kau tipu diriku dengan janji-janji yang kau ucapkan. Dan saat itu, aku hanya bisa tertawa dan tersenyum. Kau katakan dengan yakin dan indahnya bahwa kau ingin menikah karena agama. Dan aku tetap tersenyum dan tertawa... karena saat itu aku hanya menganggap ucapanmu sebagai sesuatu yang belum pasti akan terbukti.


Mungkin ini salahku...mungkin memang aku yang membuat hatiku sendiri terluka. Karena aku telah menjerumuskan diriku hanyut dalam buaianmu ditelepon. Aku belum pernah mengenalmu, aku belum tahu siapa kamu dan aku pernah bertemu denganmu...


Inilah kisahku tentang cinta... yang sebagain besar orang pasti pernah mengalami. Tapi ini... adalah bagian dari METAMORFOSA CINTA dalam hidupku.


Panggil saja aku Mey, aku seorang wanita yang ingin di cintai dan ingin segera menikah karena ku ingin menikah untuk menjaga diriku...Ku ingin membangun sebuah pernikahan yang mampu membuatku tenang dan nyaman. Tak perlu berlebihan tetapi yang penting hidup dengan berkecukupan. Itulah impianku. "My dream... sweet dream." Walaupun awalnya kita berkenalan lewat chatting tapi aku benar-benar ingin mengenalmu jauh, dan akhirnya ku memutuskan untuk memberikan no teleponku padamu. Ku ingin membuka hatiku yang telah lama ku tutup. Ku ingin berbagi hidupku dengan lelaki yang tepat. Ku ijinkan kau mendekatiku karena ku juga menginginkan sosok laki-laki yang mempunyai agama yang baik. Dan itu terlihat dalam dirimu. Ku ingin pendamping yang dapat menjadi imam bagi keluarga kecilku kelak. Ku ingin kau membimbingku dan menginjinkanku untuk melayanimu sebagai tiket masukku menuju surga. 


Ku tak ingin muluk-muluk...Saat kau membuatku terbuai dalam ucapanmu, aku hanya dapat tersenyum dan tertawa. Saat kau membuatku larut dalam janjimu, aku hanya dapat tertawa dan tersenyum. Saat kau mengatakan bahwa, "Ku ingin menikahimu karena agama dan ingin menyempurnakan separuh agamaku." Aku hanya bisa terdiam mendengarnya...


Jujur... ada sedikit keraguan saat kau mengucapakn hal itu. Entah mengapa... Lalu kita bertemu... setelah hampir 3 minggu kita kenal lewat chatting dan telepon. Kau menagih jawabanku. Dulu aku mengatakan bahwa aku akan menjawab pertanyaanmu setelah kita bertemu. "Terus gemana?" Lalu ku hanya dapat diam dan menunduk. "Karena kita masih baru saja kenal, aku masih bingung. Tidak secepat itu utk memutuskannya." Dan kau paham... Dalam kebingunganku...Aku berpasrah kepada Allah. Aku menyerahkan semua keputusan kepada Allah. Pada bulan Ramadhan tahun ini, ku mulai melakukan shalat malam. Shalat istikharoh dan tahajut untuk mendapatkan petunjuk dari Allah tentang dirimu. Hampir 2 mggu berturut-turut ku tak pernah putus.


Masih banyak hal yang harus aku ketahui. Karena aku tidak ingin gegabah dalam mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidupku, yaitu menuju sebuah pernikahan. Ku senang kau mengerti dan paham akan diriku. Kau buktikan semua yang ingin aku butuhkan untuk meyakinkan diriku bahwa kau memang pilihan yang tepat. Kau buktikan dengan datang ke rumah dan mengatakan kepada keluargaku bahwa kau serius. Kau buktikan padaku dengan mengenalkanku dengan orang-orang terdekatmu di sini. Kau buktikan padaku bahwa kau memang benar-benar serius padaku dan akupun mulai yakin. 


Dalam setiap shalatku, ku berdoa. "Ya Allah hanya kepadaMu hamba memohon dan hanya kepadaMu hamba meminta. Berikanlah hamba petunjuk, jika memang dia adalah jodoh terbaik yang Kau berikan maka lancarkan jalan hamba menuju ke sana. Dan jika memang bukan dia jodoh yang terbaik yang Kau berikan maka jauhkanlah dia dari hamba dan keluarga hamba. Hamba ikhlas menerima semua kehendak yang Engkau berikan kepada hamba. Jika memang benar dia jodoh hamba. Hamba akan ikhlas menerima semua kekurangan yang dimilikinya. Kabulkan semua permohonan hamba ya Allah. Amin."


Kau mengaku kepadaku bahwa dari awal kau telah membohongiku... Aku memaafkanmu. Kau lukai aku terus menerus. Lalu kau meminta maaf lagi padaku. Aku maafkan kau sekali lagi. Dan waktu itu kau berjanji padaku hal itu tidak akan terulang lagi, tetapi kau ingkari semua komitmen  dalam hubungan kita. Kau yakinkanku atas keseriusanmu, tapi kau lempar aku begitu saja dalam waktu sekejap. Sakit rasanya... Kau tahu hal itu wahai laki-laki yang merasa hebat?
Dengan enteng kau mengatakan kepadaku. "Allah dapat memutar balikan keyakinan orang dalam seketika. Dan aku hanya manusia biasa..."


Sungguh terlalu dan mudahnya kau lontarkan semua ucapan itu kepadaku...


Lalu ku berkata, "Allah melakukan itu karena ada maksud dibalik semua itu. Allah akan menguji keyakinan kita. Allah menguji niat kita, apakah niatku kuat atau tidak. Jika kita tetap pada niat awal baik kita maka kita akan berhasil. Dan jika kita gagal dengan itu, maka kita akan terus hanyut dalam kebingungan yang kita buat sendiri. "


Sungguh ironinya hidup ini. Kau yang berusaha sekuat tenaga meyakinkan hatiku untuk menerimamu tapi kau yang hancurkan sendiri dengan perbuatanmu... Tapi betapapun kau menyakiti hatiku... Ku tak dapat melupakannya. Karena inilah pelajaran yang tak di ajarkan di tempat kuliah manapun... Inilah pelajaran hidupku...


Ku belajar untuk ikhlas...
Ku belajar untuk memaafkan...
Ku belajar untuk dapat menjalin silaturahmi kepada orang yang telah menyakiti hati kita...walaupun itu sangat sulit untuk ku lakukan.... 
Tapi semua itu...
Butuh waktu yang cukup lama buatku lakukan...


Kau hancurkan impianku seketika... tapi bukan itu yang ku sesali...
Yang ku sesali adalah mengapa aku begitu mudah kau tipu dengan rayuanmu mengenai janji tentang indahnya pernikahan yang didasari oleh agama...


Bukan ajaran agama Islam yang salah... tapi pemahaman tentang agama Islam seseorang yang terkadang mengartikannya dengan salah dan seenaknya sendiri.
Pengetahuan agamamu jauh lebih banyak daripadaku... Tapi pemahaman agamaku jauh lebih banyak dari yang kau tahu. Aku memang terkesan diam dan tidak tahu apa-apa sehingga kau dapat merendahkanku dengan pengetahuanmu itu. Tapi diamku bukan diam kalah... Diamku membuktikan bahwa akulah yang menang dan tetap bertahan... 


Bismillahirohmanirohim...
Sungguh tak ada niat untuk menjelek-jelekan siapapu. tetapi ini hala sebagian kecil dari pengalamanku... Sebagai pembelajaran bagi Kaum Wanita agar tidak tertipu oleh laki-laki seperti dia...

Jauh dari dalam lubuk hatiku...Aku yakin bahwa aku akan bertemu dengan jodoh terbaik yang Allah berikan untuk ku.

Mengutip perkataan seorang teman, "Kamu pasti akan bertemu dengan orang yang tidak baik buatmu terlebih dahulu baru nanti kamu akan bertemu dengan orang yang baik untuk hidupmu." 

Amin...

"Mungkin kau (laki-laki itu) sendiri tidak akan pernah menyadari bahwa sebenarnya akulah yang sedang menjagamu dari perbuatan dan hawa nafsumu."


Menikah merupakan upaya menjaga kehormatan dan kesucian diri, artinya seorang yang telah menikah semestinya lebih terjaga dari perangkap zina dan mampu mengendalikan syahwatnya. Allah SWT akan memberikan pertolong-an kepada mereka yang mengambil langkah ini.


"Tiga golongan yang wajib Aku (Allah) menolongnya, salah satunya adalah orang yang menikah krena ingin menjaga kesucian dirinya." (HR Tarmidzi)


d_r_k

2 komentar: